Manajemen Kelas
Nama : Heni Kurniati
NIM : 11901073
Kelas : PAI 4A
A.
Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna
menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan
mengajar. Manajemen kelas juga dapat diartikan sebagai perangkat perilaku dan
kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas,
dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan (Hasri, 2009:41).
Manajemen Kelas merupakan usaha guru untuk menata dan mengatur
tata-laksana kelas diawali dari perencanaan kurikulum, penataan prosedur dan
sumber belajar, pengaturan lingkungan kelas, memantau kemajuan siswa, dan
mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul di kelas.
Menurut Nawawi (1982:115), manajemen kelas adalah kemampuan guru
atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan
yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan
secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan
kurikulum dan perkembangan murid.
Menurut Arikunto (1992:67), manajemen kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung-jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu
dengan maksud agar dicapainya kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana
kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Menurut Djamarah (2000:173), manajemen kelas adalah suatu upaya
memberdayagunakan potensi kelas yang ada se-optimal mungkin untuk mendukung
proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Suhardan dkk (2009:106), manajemen kelas adalah segala
usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha
sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
Menurut Sulistiyirini (2006:66), manajemen
kelas adalah proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang guru secara
sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang dinamis dan
kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
B.
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan
kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam
pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula
menempatkan posisi sebagai seorang manajer dalam memanfaatkan orang lain.
Konsep dasar yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah
penempatan individu, kelompok, sekolah, dan faktor lingkungan yang
mempengaruhinnya. Tugas guru sebagai mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan
peserta didik adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk saat ini. Aktifitas
guru saat ini yang terpenting adalah memanaj, mengorganisir dan
mengkoordinasikan segala aktifitas peserta didik menuju tujuan pembelajaran.
Mengelola kelas merupakan ketrampilan yang harus dimiliki guru dalam
memutuskan, memahami, mendiagnosis, dan kemampuan bertindak menuju perbaikan
suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan
kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.
Dalam manajemen kelas, guru melakukan sebuah proses atau tahapan
kegiatan yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi,
sehingga apa yang dilakukannya merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling
terkait, sehingga seorang guru harus menumbuhkan dan mempertahankan organisasi
kelas yang efektif seperti tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan
ruangan dan peralatan, serta pengelompokan siswa atau kelompok.
C.
Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam
tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan
fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu
memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan
sikap serta apresiasi pada siswa (Djamarah dan Zain, 2010:178).
Tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut (Wijaya dan Rusyan,
1994:114):
Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam
pelajarannya. Dengan Manajemen Kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati
setiap kemajuan/ perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong
lamban.
Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting
untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.
Sedangkan menurut Mudasir (2011:20), tujuan manajemen kelas atau
pengelolaan adalah sebagai berikut:
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar.
Menghilangkan berbagai hambatan belajar yang dapat menghalangi
terwujudnya kegiatan belajar.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual siswa di kelas.
Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi
dan budaya serta sifat individual.
D.
Prinsip-Prinsip Manajemen kelas
Dalam manajemen kelas terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan sebagai prasyarat menciptakan satu model pembelajaran yang efektif
dan efisien, yaitu (Muhaimin,2002:137-144):
1. Prinsip Kesiapan (Readiness)
Kesiapan belajar ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, psikis,
inteligensi, latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi,
persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan
adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya motivasi pada peserta
didik maka akan bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan
rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, berusaha
keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut serta
terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.
3. Prinsip Perhatian
Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup empat
keterampilan yaitu berorientasi pada suatu masalah, meninjau sepintas isi
masalah, memusatkan diri pada aspek-aspek yang relevan dan mengabaikan stimuli
yang tidak relevan. Dalam proses pembelajaran perhatian merupakan faktor yang
besar pengaruhnya.
4. Prinsip Persepsi
Prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persepsi
adalah (a) makin baik persepsi mengenai sesuatu makin mudah peserta didik
belajar mengingat sesuatu tersebut. (b) dalam pembelajaran perlu dihindari
persepsi yang salah karena hal ini akan memberikan pengertian yang salah pula
pada peserta didik tentang apa yang dipelajari (c) dalam pembelajaran perlu
diupayakan berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda sesungguhnya
sehingga peserta didik memperoleh persepsi yang lebih akurat.
5. Prinsip Retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali
setelah seseorang mempelajari sesuatu. Dengan retensi membuat apa yang
dipelajari dapat bertahan atau tertinggal lebih lama dalam struktur kognitif
dan dapat diingat kembali jika diperlukan. Karena itu, retensi sangat
menentukan hasil yang diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
6. Prinsip Transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah
dipelajari dapat memengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan
demikian, transfer berarti pengaitan pengetahuan yang sudah dipelajari dengan
pengetahuan yang baru dipelajari. Pengetahuan atau keterampilan yang diajarkan
di sekolah selalu diasumsikan atau diharapkan dapat dipakai untuk memecahkan
masalah yang dialami dalam kehidupan atau dalam pekerjaan yang akan dihadapi
kelak.
E.
Fungsi
dan Masalah Manjemen Kelas
Secara
garis besarnya, manajemen kelas dapat berfungsi sebagai :
- Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Dalam hal ini guru
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
- Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah guru
dalam melakukan pengawasan terhadap cara kerja peserta didik.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, dan lain sebagainya.
- Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan Dalam hal ini
yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership) seorang guru.
- Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian proses belajar
mengajar untuk memastikan bahwa jalannya pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Seorang guru juga dituntut untuk menemukan
masalah yang ada dalam operasional pembelajaran, kemudian
memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.
Adapun masalah-masalah yang sering dijumpai dalam
manajenen kelas, secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori
yaitu : masalah individual dan masalah kelompok. Munculnya masalah individual
disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti :
- Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain.
- Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan
- Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain
- Peragaan ketidakmampuan
Sedangkan masalah-masalah kelompok yang kadang muncul
dalam kelas dapat berupa :
- Kelas kurang kohesif lantaran alasan tingkat kemampuan, jenis kelamin,
suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya
- Penyimpangan dari aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya
- Anggota kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya
- Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari
persoalan-persoalan yang sedang dikerjakan.
- Prosedur dan Rancangan Manajemen Kelas
Adapun
langkah langkah pencegahannya sebagai berikut :
- Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
- Peningkatan kesadaran peserta didik
- Sikap tulus dari guru
- Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
- Menciptakan kondisi sosial yang adaptif
Sedangkan
langkah-langkah prosedur dimensi penyembuhan dapat berupa :
- Mengidentifikasi masalah
- Menganalisis masalah
- Menilai alternatif-alternatif pemecahan
- Mendapatkan balikan
Rancangan
dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis
berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
kaitannya dengan tugas guru menyusun rancangan prosedur manajamen kelas berarti
guru menentukan serangkaian kegiatan tentang langkah-langkah manajemen kelas
yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk
menciptakan kondisi lingkungan yang optimal bagi keberlangsungan kegiatan
belajar siswa.
Dalam
penyusunan rancangan prosedur manajemen kelas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
- Pemahaman terhadap arti, tujuan, dan hakikat manajemen kelas
- Pemahaman terhadap hakikat peserta didik yang sedang dihadapi
- Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan
penyimpangan yang dilakukan peserta didik
- Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam
manajemen kelas
- Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan
prosedur manajemen kelas.
- Penerapan Manajemen Kelas yang Inovatif dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
Komentar
Posting Komentar