Kultur Sekolah

Nama : Heni Kurniati

NIM    : 11901073

Kelas  : PAI 4A

Makul : Magang 1 (Tugas mingguan)

Laporan bacaan tentang kultur sekolah :

Menurut Antropologi (Koentjaraningrat, 2003:72) kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta kerya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan belajar. 

Kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercemin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Oleh karena itu, suatu kultur secara alami akan diwariskan oleh suatu generasi ke generasi berikutnya melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai karya yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selalu selamanya sama. 

Setiap sekolah memiliki budaya sekolah yang berbeda-beda dan mempunyai pengalaman yang tidak sama dalam membangun budaya sekolah. perbedaan pengalaman ini yang menggambarkan adanya “keunikan” dalam dinamika budaya sekolah. 

Budaya sekolah menyebabkan perbedaan respon sekolah terhadap perubahan kebijakan pendidikan dikarenakan adanya perbedaan karakteristik yang melekat pada satuan pendidikan, selain itu juga budaya sekolah sangat mempengaruhi kecepatan sekolah dalam merespon perubahan tergantung kemampuan sekolah dalam merancang pelayanan sekolah (Siti Irene Astuti D, 2009:74). 

Dalam hal ini budaya atau kultur sekolah sangat mempengaruhi dalam dinamika kultur sekolah yang tetap menekankan pentingnya kesatuan, stabilitas, dan harmoni sosial pada sekolah, dan realitas sosial. Budaya sekolah juga sangat mempngaruhi kecepatan sekolah dalam merespon perubahan tergantung dengan kemampuan sekolah dalam merancng pelayanan sekolah. 

Deal dan Kennedy (Depdiknas Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2003:3) mendefinisikan kultur sekolah sebagai keyakinan dan nilai-nilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat kebersamaan mereka sebagai warga sekolah. 

Stolp dan Smith (Moerdiyanto, 1995:78-86) menyatakan bahwa kultur sekolah adalah suatu pola asumsi dasar hasil dari invensi, penemuan oleh suatu kelompok tertentu saat ia belajar mengatasi masalah-masalah yang berhasil baik serta dianggap valid dan akhirnya diajarkan ke warga baru sebagai cara-cara yang dianggap benar dalam memandang, memikirkan, dan merasakan masalah-masalah tersebut.

Kultur sekolah menjadi salah satu daya tarik konsumen untuk menggunakan jasa pendidikan yang ditawarkan sekolah. semakin positif kultur sekolah tersebut, maka konsumen pendidikan semakin tertarik dengan sekolah tersebut. Kultur sekolah merupakan landasan dari tercapainya semua bentuk prestasi warga sekolah. 

Kultur sekolah adalah serangkaian keyakinan, harapan, nilai-nilai, norma, aturan tata tertib, dan rutinitas yang diinternalisasi warga sekolah sehingga mempengaruhi kinerja warga sekolah dalam upaya mencapai tujuan sekolah. 

Menurut Gerath R. Jones dan Jennifer M. George (2009), sebagai organisasi, sekolah ada yang memiliki kultur kuat (strong) dan ada pula yang lemah (weak). Ketika warga sekolah, dari kepala sekolah hingga bagian kebersihan memiliki komitmen yang tinggi terhadap nilai-nilai yang disepakati bersama maka sekolah tersebut memiliki kultur yang kuat (strong). Nilai kedisiplinan yaitu misalnya, yang disepakati dan diterapkan bersama secara tanggung jawab dan komitmen maka sekolah tersebut memiliki kultur yang kuat. Begitu pula dengan sebaliknya, jika seluruh warga sekolah tidak memiliki komitmen terhadap implementasi nilai-nilai yang disepakati bersama, maka sekolah tersebut memiliki kultur organisasi yang sangat lemah. Prestasi apapun akan sulit tumbuh dan berkembang di lingkungan sekolah jika tidak memiliki kemapanan kultur yang positif. 

Kepala sekolah menjadi penanggung jawabnya untuk membangun kultur sekolah dengan kewenangan dan kekuasaannya yang lebih, memikul tanggung jawab yang besar dalam mendorong terbentuknya kultur sekolah yang positif. 

Sekolah yang memiliki kultur positif seperti, disiplin, bersih, tertib dan teratur selalu dipandu oleh seorang yang memiliki keberanian dan kedisiplinan yang tinggi serta sangat perhatian terhadap lingkungan sekolah baik itu kebersihan dan ketertiban lingkungan sekolah. 

A. Taat azas dan disiplin terhadap aturan sekolah yang menaungi, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

Peserta didik mampu mentaati peraturan tata tertib sekolah dan disiplin. Karena hal ini memiliki adanya sanksi yang diberikan kepada peserta didik jika peserta didik melanggar peraturan tata tertib yang telah dibuat oleh sekolah. ketertiban dan kedisiplinan itu sangat penting bagi peserta didik. Tujuan utama adanya tata tertib dan disiplin ini yaitu untuk melatih dan membentuk ketertiban dan kedisiplinan pribadi peserta didik. 

Dengan adanya tata tertib dan sanksi ini, maka kegiatan belajar mengajarakan berlangsung dengan afektif. Sikap dan tingkah laku guru juga mempengaruhi pembentukan dan pengembangan pribadi (sikap mental) peserta didik. Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya dengan peraturan tata tertib saja. Keteladanan dorongan serta bimbingan dari guru sangat diperlukan bahkan diikutsertakan warga sekolah langsung akan lebih tepat dan berhasil. Sanksi yang diberlakukan bagi pelanggar tergantung dari beratnya pelanggaran mulai dari sanksi teguran, skorsing hingga dikeluarkannya dari sekolah. 

B. Norma religius & diteladani 

Dalam berkehidupan sehari hari peserta didik sudah mampu menjalankan dan menerapkan ajaran agama nya . Dalam hal berperilaku peserta didik menerapkan ajaran agama dengan baik karena setiap agama mengajarkan hal kebaikan seperti menghormati guru, berperilaku sopan santun , menghargai orang lain, menyayangi sesame serta dalam hal beribadah. Mereka dapat menjalankan syariat dan kewajiban nya sebagai pemeluk islam seperti sholat duhur yang dilaksanakan berjamaah disekolah, puasa ramadhan, dan berbagai kegiatan keagamaan lain yang diadakan oleh sekolah. Kegiatan agama yang diadakan oleh sekolah sebagai wadah bagi peserta didik untuk menjalankan syariat agamanya merupakan bentuk dukungan sekolah untuk mewujudkan jiwa religius pada peserta didik. Nilai religius merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia yang diterapkan pada diri peserta didik agar memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani.

C. Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsisten dengan norma 

Tata Tertib Di Sekolah Terdapat Berbagai Aspek Meliputi : 

1. Kehadiran : Keterlambatan, Absensi, Upacara 

2. Seragam & Atribut Sekolah : Pakaian Seragam, Sepatu, Rambut , Perhiasan 

3. Etika Dan Estetika : Berbicara, Bersikap, Sarana Prasarana, Penggunaan Hp, Kebersihan, Makan Dan Minum. 

4. Rokok, Miras, Judi : Rokok, Judi, Miras Dan Napza, Pornografi, Perkelahian, Senjata, Pemalsuan Tanda Tangan, Pencurian, Perbuatan Asusila, Kendaraan Bermotor, Tindak Kriminal. 

Sebagai anak didik yang berkewajiban menuntut ilmu namun juga harus mematuhi peraturan dari sekolah. Menaati norma hukum di sekolah dengan cara melaksanakan tata tertib sekolah. Sebagian besar peserta didik sudah mampu menjalankan aturan tata tertib sekolah. Sedangkan bagi peserta didik yang melanggar aturan akan dikenakan sangsi berupa teguran, poin pelanggaran, skorsing, hingga dikeluarkan dari sekolah. 

D. Hubungan sosial antar warga sekolah

Antar warga sekolah memiliki hubungan sosial yang baik. Warga sekolah memiliki sikap yang positif terhadap komite sekolah dan orang tua murid dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan yang mendukung hal ini yaitu dengan diadakannya pertemuan rutin tiap akhir bulan antara pihak sekolah dengan orang tua, pengambilan raport . Selain antar warga sekolah hubungan sosial juga terjalin dengan lingkungan yaitu dengan kegiatan sosial yang diadakan pada waktu waktu tertentu. Warga sekolah yang meliputi kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan lembaga pendidikan, yaitu sebagai pemegang kendali di lembaga pendidikan. Kepala sekolah berarti orang yang memiliki tanggung jawab secara penuh terhadap kegiatan-kegiatan sekolah.

https://arifin.gurusiana.id/article/2017/3/kultur-sekolah-375882?ba_status=not-logged&bima_access_status=not-logged 

https://eprints.uny.ac.id/7779/3/BAB%202%20-%2008110241018.pdf 

https://www.slideshare.net/mobile/MAYNURHAYATI1/laporan-kegiatan-observasi-magang-i-76582993

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary heni kurniati