Manajemen Sekolah
Nama : Heni Kurniati
NIM : 11901073
Kelas : PAI 4A
Makul : Magang 1 (Tugas
Mingguan)
A. Pengertian Manajemen Sekolah
Dalam konteks
pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam
penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung
menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen
pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah
administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan.
pengertian umum tentang
manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan
David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :
“Manajemen adalah
proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari
empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing),
memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen
adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.
Sedangkan dari Stoner
sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko
(1995) mengemukakan bahwa : “Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa : (1) manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Fungsi Manajemen
Menejemen pendidikan merupak suatu kegiatan. Kegiatan
yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi
manajemen.
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen,
yaitu :
1) planning (perencanaan);
2) organizing (pengorganisasian);
3) actuating (pelaksanaan); dan
4) controlling (pengawasan).
Sedangkan menurut Henry Fayol terdapat lima fungsi
manajemen, meliputi :
1) planning
(perencanaan);
2) organizing
(pengorganisasian);
3) commanding
(pengaturan);
4) coordinating
(pengkoordinasian); dan
5) controlling (pengawasan).
Dapat
diambil kesimpulan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif
persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi : 1). Perencanaan
(planning), 2). Pengorganisasian (organizing), 3). pelaksanaan (actuating)
dan 4) pengawasan (controlling).
1. Perencanaan
(planning)
Perencanaan
tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta
cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
T.
Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa :
“
Perencanaan (planning) adalah pemilihan
atau penetapan tujuan organisasi dan
penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,
anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan
banyak terlibat dalam fungsi ini.”
Arti
penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap
kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien
dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko
mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan: (a) membantu
manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan; (b)
membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; (c)
memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran; (d) membantu penempatan
tanggung jawab lebih tepat; (e) memberikan cara pemberian perintah untuk
beroperasi; (f) memudahkan dalam
melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; (g) membuat tujuan
lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami; (h) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan (i) menghemat
waktu, usaha dan dana.
2. Pengorganisasian
(organizing)
Fungsi
manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry
(1986) mengemukakan bahwa :
“Pengorganisasian
adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh
kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
dapat
dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi
rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap
kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa
targetnya.
3. Pelaksanaan
(actuating)
Dari
seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi
manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian
lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek
abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan
pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi
Dalam
hal ini, George R. Terry (1986)
mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1)
merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut
memberikan manfaat bagi dirinya, (3)
tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih
penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang
bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang
tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi. Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani
Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur
esensial proses pengawasan, bahwa :
“Pengawasan
manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan
tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan
demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan
agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah
tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.
Fungsi-fungsi
manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu
dengan yang lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses
manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi
antara berbagai fungsi manajemen.
Dalam
perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai
secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peran
yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan
berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan
tertib. Sekolah tanpa didukung proses
manajemen yang baik, boleh jadi hanya
akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan
pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan
demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang
jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan
pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas
kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
C. Bidang kegiatan pendidikan
Beberapa pandangan dari
para ahli tentang bidang-bidang kegiatan
yang menjadi wilayah garapan manajemen pendidikan. Ngalim Purwanto (1986)
mengelompokkannya ke dalam tiga bidang garapan yaitu :
1) Administrasi
material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-bidang materi/ benda-benda,
seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung dan alat-alat
perlengkapan sekolah dan lain-lain.
2) Administrasi
personal, mencakup di dalamnya administrasi personal guru dan pegawai sekolah,
juga administrasi murid. Dalam hal ini
masalah kepemimpinan dan supervisi atau kepengawasan memegang peranan yang
sangat penting.
3) Administrasi
kurikulum, seperti tugas mengajar guru-guru, penyusunan sylabus atau rencana
pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.
Hal serupa dikemukakan
pula oleh M. Rifa’i (1980) bahwa bidang-bidang administrasi pendidikan terdiri
dari :
1) Bidang kependidikan
atau bidang edukatif, yang menyangkut kurikulum, metode dan cara mengajar,
evaluasi dan sebagainya.
2) Bidang personil,
yang mencakup unsur-unsur manusia yang belajar, yang mengajar, dan personil
lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
3) Bidang alat dan
keuangan, sebagai alat-alat pembantu untuk melancarkan siatuasi belajar
mengajar dan untuk mencapai tujuan pendidikan sebaikbaiknya.
Di lain pihak,
Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas (1999) telah menerbitkan buku
Panduan Manajemen Sekolah, yang didalamnya mengetengahkan bidang-bidang
kegiatan manajemen pendidikan, meliputi: (1) manajemen kurikulum; (2) manajemen
personalia; (3) manajemen kesiswaan; (4) manajemen keuangan; (5) manajemen
perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah.
Merujuk kepada
kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan
Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan
secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah,
yang mencakup :
1) Manajemen kurikulum;
Manajemen kurikulum
merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen
kurikulum ini adalah berusaha agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian
tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan
strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan
melalui empat tahap : (a) perencanaan; (b) pengorganisasian dan koordinasi; (c)
pelaksanaan; dan (d) pengendalian.
2) Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen
kesiswaan terdapat empat prinsip dasar,
yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga
harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat
beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi,
minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam,
sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c)
siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan
(d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
juga ranah afektif, dan psikomotor.
3) Manajemen personalia
Terdapat empat prinsip
dasar manajemen personalia yaitu : (a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya
manusia adalah komponen paling berharga;
(b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik,
sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan suasana organisasi di
sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan (d) manajemen personalia di sekolah
pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling
mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
4) Manajemen
keuangan
Manajemen keuangan di
sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat
sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program
tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan
pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari manajemen keuangan adalah
pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan
ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan
rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan
transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah,
masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
5) Manajemen perawatan
preventif sarana dan prasana sekolah
Manajemen perawatan
preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk
merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah
lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai,
menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan
pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini
perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar
sarana dan pra saran, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar
evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan
memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan
sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran
merawat sarana dan prasarana sekolah.
http://blog.umy.ac.id/syrama/files/2012/11/manajemen-sekolah.pdf
Komentar
Posting Komentar